1. Pengertian Kloning Hewan
Kloning hewan adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari sel yang diambil dari organisme induk sehingga menghasilkan keturunan yang secara genetik identik. Ini berarti hewan kloning merupakan duplikat sama persis dari induknya, yang berarti juga memiliki
DNA yang sama. Kloning sebenarnya banyak terjadi di alam. Reproduksi
aseksual pada organisme tertentu dan terjadinya kembar dari sel telur
yang sama merupakan contoh kloning.
2. Sejarah Kloning Hewan
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan
mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi.
Sebagai donor digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium
perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Keberhasilan
ini tentu memicu penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan penerapan
teknologi kloning ini pada hewan lain dan manusia.
Hingga akhirnya pada tanggal 13 Oktober 1993, dua peneliti Amerika,
Jerry L. Hall dan Robert J. Stillman dari Universitas George Washington
mengumumkan hasil kerjanya tentang kloning manusia dengan menggunakan
metode embryo splitting (pemisahan embrio ketika berada dalam tahap
totipotent) atas embrio yang dibuat secara in
vitro fertilization (IVF). Dari proses embryo splitting tersebut, Hall
dan Stillman mendapatkan 48 embrio baru yang secara genetis sama persis.
18 penelitian terhadap kloning ini pun tetap berlanjut.
Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak
tahun 1900, tetapi hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian
Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia pada tahun 1997, dan untuk
pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan
mamalia dewasa. Metode kloning yang digunakan untuk mengklon biri-biri tersebut
adalah metode somatic cell nuclear transfer (SCNT). Hewan kloning
tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba dewasa yang
dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberi nama Dolly.
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah
kloning. Dolly direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan
diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba
betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut menggunkan sel kelenjar susu
domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface
sebagi resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan
cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya menggunakan pipet mikro.
Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset difusikan (digabungkan)
dengan sel telur domba blackface
yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini dibantu oleh
kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur domba
blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat.
Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan
dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio
berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan domba finndorset.
Sejak Wilmut berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya diambil
dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada mammalia
pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa pada
manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
- 1962 John Gurdon mengklaim telah mengkloning katak dari sel dewasa.
- 1963 J.B.S. Koin Haldane ‘clone’ istilah
- 1966 Pembentukan kode genetik lengkap
- 1967 Enzim DNA ligase terisolasi
- 1969 Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama
- 1970 enzim restriksi Pertama terisolasi
- 1972 Paul berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama
- 1973 Cohen dan Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan
- 1977 Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya satu orangtua
- 1979 Karl Illmensee membuat klaim telah kloning threemice
- 1983 Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan telur tanpa inti, tetapi gagal untuk mengkloning teknik mereka
- 1984 Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio
- 1985 Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen bergabung Genetika Grenad untuk mengkloning sapi secara komersial
- 1986 Steen Wiladsen klon ternak dari sel dibedakan
- 1986 Pertama, Prather, dan klon Eyestone sapi dari sel embrio
- 1990 Proyek Genom Manusia dimulai
- 1996 Dolly, hewan pertama yang dikloning dari sel dewasa lahir
- 1997 Presiden Bill Clinton mengusulkan moratorium lima tahun pada kloning
- 1997 Richard Benih mengumumkan rencananya untuk mengkloning manusia
- 1997 Wilmut dan Campbell menciptakan Polly, domba kloning dengan gen manusia dimasukkan
- 1998 Teruhiko Wakayama menciptakan tiga generasi tikus kloning genetik identik
Teknik kloning melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis
(sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini
kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin
dihindari, tetapi pada proses tersebut tidak
ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan
induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang
sama persis dengan induk donor sel somatis.
Untuk lebih jelas tentang proses cloning hewan, dapat dilihat proses kloning pada domba Dolly. Perhatikan gambar disamping.
Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini disebut sel somatis (sel tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian dihilangkan inti selnya.
Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan
memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel
telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah diperoleh
sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel
tersebut memperlihatkan sifat yang mirip dengan zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan.
Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly, dan memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan domba induknya.
No comments:
Post a Comment