Limbah merupakan hasil
dari suatu bahan yang telah dimanfaatkan. Indonesia merupakan negara agraris,
sehingga limbah pertanian tergolong banyak. Pemanfaatan limbah pertanian sangat
penting untuk dapat mengurangi jumlah limbah-limbah pertanian. Salah satunya
yaitu dengan menjadikan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Bahan pakan dari
limbah pertanian memiliki berbagai keterbatasan, salah satunya adalah tingkat
kecernaan yang rendah akibat tingginya kandungan lignoselulosa. Lignoselulosa
yang tinggi dapat menyebabkan penyerapan nutrien-nutrien dalam pakan tidak
dapat dilakukan secara optimal oleh ternak.
Pemanfaatan limbah pertanian
sebagai bahan pakan tanpa menggunakan aplikasi teknologi dapat menurunkan
produktivitas dari sapi bali maupun kambing. Sedangkan penggunaan teknologi fermentasi
inokulan pada limbah pertanian memiliki dampak yang berlawanan, yaitu dapat
meningkatkan produktivitas dari sapi bali maupun kambing. Penggunaan teknologi
fermentasi dari cairan rumen dan rayap disinyalir dapat meningkatkan
produktivitas ternak. Di dalam limbah isi rumen terdapat banyak mikroorganisme
pendegradasi serat seperti bakteri, protozoa maupun fungi. Rayap termasuk serangga
yang dapat mencerna selulosa, karena di dalam tubuh rayap terdapat mikroorganisme
dan enzim pendegradasi serat. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim
selulase dan hemiselulase.
Pemberian ransum
terfermentasi inokulan cairan rumen dan rayap pada sapi bali berturut-turut sebanyak 10% dan 0,3%; 20% dan
0,2%; serta 20% dan 0,3% menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH)
berturut-turut sebesar 0,47 kg/ekor/hari, 0,50 kg/ekor/hari, dan 0,53
kg/ekor/hari dengan Feed Convertion Ratio
(FCR) berturut-turut sebesar 8,68; 8,19; 7,53. Sedangkan pada sapi bali
yang tidak diberi ransum terfermentasi inolukan cairan rumen dan rayap
menghasilkan pertumbuhan bobot badan harian (PBBH) sebesar 0,31 kg/ekor/hari
dengan Feed Convertion Ratio (FCR)
sebesar 12,31.
Peningkatan pertambahan bobot badan harian
diakibatkan oleh fermentasi cairan rumen dan rayap yang akan meningkatkan
konsumsi bahan kering dan nutrien ransum. Konsumsi nutrien terutama konsumsi
protein sangat besar pengaruhnya terhadap pertambahan bobot harian sapi bali
disamping nutrien yang lain. Hal ini disebabkan karena protein merupakan salah
satu nutrien yang sangat penting bagi ternak untuk hidup pokok maupun produksi.
Hal lain yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan
bobot badan harian (PBBH) adalah terjadinya penurunan populasi protozoa yang
ada di dalam rumen. Dengan menurunnya populasi protozoa maka akan dapat
meningkatkan populasi dari bakteri pendegradasi serat atau bakteri selulolitik.
Sehingga kecernaan serat dalam pakan dapat meningkat. Meningkatnya populasi
bakteri, maka dapat meningkatkan suplai dari protein mikrobia yang merupakan
sumber protein utama bagi ternak ruminansia.
Penurunan Feed
Convertion Ratio (FCR) pada ransum yang difermentasi dengan cairan rumen
dan rayap disebabkan oleh meningkatnya kualitas dari ransum tersebut dan juga
meningkatkan konsumsi bahan kering. Peningkatan kualitas ransum menyebabkan
terjadinya peningkatan kecernaan nutrien dan jumlah nutrien yang diserap,
sehingga nutrien tidak banyak terbuang melalui feses. Semakin kecil Feed Convertion Ratio (FCR) maka semakin
baik pula efisiensi pakan oleh ternak tersebut, sehingga dapat menurunkan biaya
pakan yang digunakan untuk produksi.