Wednesday 16 March 2016

RESUME "PENAMPILAN SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM BERBASIS LIMBAH PERTANIAN TERFERMENTASI INOKULAN CAIRAN RUMEN DAN RAYAP"



Limbah merupakan hasil dari suatu bahan yang telah dimanfaatkan. Indonesia merupakan negara agraris, sehingga limbah pertanian tergolong banyak. Pemanfaatan limbah pertanian sangat penting untuk dapat mengurangi jumlah limbah-limbah pertanian. Salah satunya yaitu dengan menjadikan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Bahan pakan dari limbah pertanian memiliki berbagai keterbatasan, salah satunya adalah tingkat kecernaan yang rendah akibat tingginya kandungan lignoselulosa. Lignoselulosa yang tinggi dapat menyebabkan penyerapan nutrien-nutrien dalam pakan tidak dapat dilakukan secara optimal oleh ternak.
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan tanpa menggunakan aplikasi teknologi dapat menurunkan produktivitas dari sapi bali maupun kambing. Sedangkan penggunaan teknologi fermentasi inokulan pada limbah pertanian memiliki dampak yang berlawanan, yaitu dapat meningkatkan produktivitas dari sapi bali maupun kambing. Penggunaan teknologi fermentasi dari cairan rumen dan rayap disinyalir dapat meningkatkan produktivitas ternak. Di dalam limbah isi rumen terdapat banyak mikroorganisme pendegradasi serat seperti bakteri, protozoa maupun fungi. Rayap termasuk serangga yang dapat mencerna selulosa, karena di dalam tubuh rayap terdapat mikroorganisme dan enzim pendegradasi serat. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim selulase dan hemiselulase.
Pemberian ransum terfermentasi inokulan cairan rumen dan rayap pada sapi bali  berturut-turut sebanyak 10% dan 0,3%; 20% dan 0,2%; serta 20% dan 0,3% menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) berturut-turut sebesar 0,47 kg/ekor/hari, 0,50 kg/ekor/hari, dan 0,53 kg/ekor/hari dengan Feed Convertion Ratio (FCR) berturut-turut sebesar 8,68; 8,19; 7,53. Sedangkan pada sapi bali yang tidak diberi ransum terfermentasi inolukan cairan rumen dan rayap menghasilkan pertumbuhan bobot badan harian (PBBH) sebesar 0,31 kg/ekor/hari dengan Feed Convertion Ratio (FCR) sebesar 12,31.
Peningkatan pertambahan bobot badan harian diakibatkan oleh fermentasi cairan rumen dan rayap yang akan meningkatkan konsumsi bahan kering dan nutrien ransum. Konsumsi nutrien terutama konsumsi protein sangat besar pengaruhnya terhadap pertambahan bobot harian sapi bali disamping nutrien yang lain. Hal ini disebabkan karena protein merupakan salah satu nutrien yang sangat penting bagi ternak untuk hidup pokok maupun produksi.
Hal lain yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan bobot badan harian (PBBH) adalah terjadinya penurunan populasi protozoa yang ada di dalam rumen. Dengan menurunnya populasi protozoa maka akan dapat meningkatkan populasi dari bakteri pendegradasi serat atau bakteri selulolitik. Sehingga kecernaan serat dalam pakan dapat meningkat. Meningkatnya populasi bakteri, maka dapat meningkatkan suplai dari protein mikrobia yang merupakan sumber protein utama bagi ternak ruminansia.
Penurunan Feed Convertion Ratio (FCR) pada ransum yang difermentasi dengan cairan rumen dan rayap disebabkan oleh meningkatnya kualitas dari ransum tersebut dan juga meningkatkan konsumsi bahan kering. Peningkatan kualitas ransum menyebabkan terjadinya peningkatan kecernaan nutrien dan jumlah nutrien yang diserap, sehingga nutrien tidak banyak terbuang melalui feses. Semakin kecil Feed Convertion Ratio (FCR) maka semakin baik pula efisiensi pakan oleh ternak tersebut, sehingga dapat menurunkan biaya pakan yang digunakan untuk produksi.

No comments:

Post a Comment